Selamat Hari Kopi Nasional 2023
Kopi Bara – Sebelas Maret bukan hanya momen memeringati Supersemar. Pada 11 Maret 2018 lalu, Indonesia menetapkan sebagai Hari Kopi Nasional. Terasa unik bahkan tertinggal, karena kopi yang ada di negeri ini sejak ratusan tahun, diperingati pada 2018. Meski terasa tertinggal, tidak ada kata terlambat memaknai Hari Kopi Nasional. Pada artikel ini Kopi Bara mengungkap pemaknaan Hari Kopi Nasional agar tidak menjadi seremoni belaka.
1. Minum Kopi, Jangan Hindari Kopi
Anggapan kopi membuat tidak nyaman bagi peminumnya tidak sepenuhnya salah. Sejumlah orang merasa tidak biasa meminum kopi. Tidak heran jika orang macam ini menghindari kopi. Ada kalanya asumsi ini tidak tepat. Bisa jadi orang yang ‘alergi’ kopi, salah memilih kopi. Bisa jadi orang yang ‘benci’ kopi, minum kopi dengan cara yang salah. Bisa jadi orang yang tidak suka kopi, belum menemukan orang tepat dalam meracik kopi. Kopi bukan miras (minuman keras). Setidaknya minum kopi sekali seumur hidup dengan cara tepat, lebih bijaksana daripada ‘mengkampanyekan’ kopi buruk bagi kesehatan.
2. Nikmati Kopi, Bukan Meminum Kopi
Orang hidup dengan orang menikmati hidup, beda. Orang (asal) hidup, pasti berteriak ‘Tuhan Tidak Adil’ ketika tiada materi di dunia. Orang menikmati hidup, tidak memedulikan hidupnya kaya atau miskin, smartphonenya Android atau iPhone, mobilnya Avanza atau Rubicon. Mereka yang menikmati hidup, menerima takdir Tuhan apa adanya dengan menempatkan syukur di atas segalanya.
Sama halnya dengan menikmati kopi. Dalam beragam bentuk dan varian, penikmat kopi menemukan sensasi dari tiap tegukan kopi. Entah kopi pahit, manis, campur susu, atau versi dingin. Baginya bukan rasa dan varian yang menjadi prioritas. Menemukan stimulus hidup dari tegukan kopi, pengalaman tak terlupakan seorang penikmat kopi.
3. KOPI (Ketika Otak Perlu Inspirasi)
Penikmat kopi pasti menemukan sensasi dari tiap tegukan kopi, meski yang diminumnya dalam berbagai rasa. Baginya kopi bukan sekadar minuman kesegaran atau pelepas dahaga. Kopi, minuman ‘suci’ yang membangitkan sel kehidupan dalam tubuh. Ketika sel ini bangkit, muaranya ke otak. Ketika otak menggerakkan tubuh, inilah kendali utama manusia mengarungi hidup ini.
Seseorang yang menghasilkan ide brilian berkat secangkir kopi, lalu mewujudkan idenya menjadi tindakan nyata, lebih baik dari seorang politisi yang obral janji. Menempatkan kopi sebagai minuman ‘sakral’ untuk memunculkan inspirasi, sungguh sikap terpuji. Jangan heran jika warung kopi bukan sekadar tempat kumpul orang tanpa tujuan. Warung kopi sering jadi tempat rakyat jelata yang cerdas pemikiran, daripada dewan di Senayan.
Selamat Hari Kopi Nasional 2023. Momen yang semoga bukan sekadar seremoni. Hari Kopi Nasional wajib menjadikan kopi sebagai kommoditas kebanggan Indonesia. Kopi Bara sebagai bagian industri kopi Nusantara, bangga ketika 11 Maret menjadi Hari Kopi Nasional.