Aroma Kopi Seimbangkan Fungsi Otak
Kopi Bara – Aroma kopi yang memikat merupakan hasil kombinasi ratusan senyawa volatil, termasuk asam organik, antioksidan, dan minyak. Proses pemanggangan, khususnya, menciptakan banyak aroma berbeda yang diasosiasikan dengan kopi, seperti aroma kacang, cokelat, dan asap.
Selama proses pemanggangan, terjadi reaksi kimia yang menghasilkan berbagai senyawa volatil. Senyawa ini di antaranya furan, pirazina, dan tiol, yang memberikan aroma unik pada kopi.
Senyawa ini lepas sebagai gas selama penyeduhan dan dideteksi reseptor penciuman di hidung. Aroma kopi bergantung faktor seperti asal biji, tingkat pemanggangan, dan metode penyeduhan yang digunakan.
Biji kopi yang berbeda dari daerah yang berbeda, menghasilkan aroma yang berbeda. Sementara sangrai yang gelap, menghasilkan aroma berasap yang lebih kuat. Ini dibandingkan dengan sangrai yang ringan, yang memiliki lebih banyak aroma buah atau bunga.
Pemanggangan memunculkan aroma yang berbeda pada biji, bergantung pada tingkat pemanggangan, dari terang ke gelap. Hasil sangrai yang ringan, sering kali memiliki aroma yang lembut dan beraroma buah. Daging sangrai yang gelap, memiliki aroma yang kuat dan berasap.
Ketika mencium kopi, reseptor penciuman di hidung, mendeteksi senyawa yang menguap dalam aroma kopi dan mengirimkan sinyal ke bola penciuman otak. Bagian memproses informasi dan mengirimkannya ke bagian lain dari otak, termasuk sistem limbik.
Sistem limbik bertanggung jawab untuk mengatur emosi dan ingatan kita. Aroma kopi mengaktifkan ingatan dan emosi positif yang terkait dengan aromanya. Semisal, jika Anda memiliki asosiasi positif dengan aroma kopi, seperti ingatan saat minum kopi bersama orang tersayang. Aroma kopi erat kaitannya, karena indera perasa dipengaruhi indra penciuman manusia.