Kopi Asal Jawa, Favorit Sejak Era Penjajah
Kopi Bara – Pada masa lalu kopi tumbuh liar di dataran Ethiopia. Setelah mengetahui biji kopi mampu diolah menjadi minuman nikmat, para pedagang Arab membawanya ke Yaman. Inilah awal mula kopi mulai merajai pasaran.
Kopi di Indonesia diperkenalkan oleh Belanda pada tahun 1600-an. Setelah perkebunan kopi bermunculan, pada 1700-an, kopi Indonesia diekspor perusahaan Hindia Timur Belanda. Jawa adalah pulau pertama yang membudidayakan kopi. Tidak mengherankan jika kopi sering disebut Java pada masa lampau.
Pada 1860-an dan 1870-an, epidemi karat daun kopi menghancurkan pasar kopi di Indonesia. Ini juga memicu kaum kolonial meninggalkan kebun kopi di Indonesia. Epidemi yang melanda kebun kopi Indonesia menjadi berkah bagi petani kopi lokal.
Buruh petani lalu mengambil petak kecil tanah. Mereka menanam kembali sebagian varian Arabika lama dengan kopi Robusta. Buruh juga menanam berbagai hibrida yang tahan hama. Kopi Jawa kembali tumbuh. Karakteristik kopi Jawa berbeda dengan jenis kopi lainnya. Beberapa di antaranya, kopi Jawa lebih bersahaja, gurih, dan agak vegetal atau herba.
Makna Java Sebagai Kopi
Istilah Java mengacu pada secangkir kopi. Pada abad ke-17, Belanda menjajah pulau Jawa, yang menjadi bagian dari Indonesia. Belanda menanam banyak espresso dan mengirimkannya ke seluruh dunia. Belanda mempopulerkan istilah A Cup of Java agar produk mereka laku di pasaran. Istilah Java pun mendunia.
Elemen Jawa juga menginspirasi Kopi Bara dalam menghasilkan kopi berkualitas. Kopi dari PT. Ganesha Mandiri Bhakti ini memiliki varian Arabica Java Arjuna dan dan Arabica Java Ijen Raung. Elemen nama Java di 2 varian ini karena Kopi Bara memilih biji kopi pilihan dari daerah penghasil kopi terbaik di Jawa Timur. Arabica Java Arjuna berasal dari pegunungan Arjuno – Malang Jawa Timur. Kawasan dengan suhu dan tinggi ideal ini, menghasilkan kopi Arabika terbaik dengan aroma dan cita rasa khas.
Arabica Java Ijen Raung, Kopi Bara mengolah kopi terbaik dari pegunungan Raung – Bondowoso Jawa Timur. Varian ini tertanam di daerah dengan ketinggian lebih 1.000 meter dan suhu di kisaran 15 sampai 20 derajat Celcius. Cita rasa Arabica Java Ijen Raung laksana wangi melati, manis dan sedikit juicy. Arabica Arjuna dan Arabica Ijen aman di lambung. Seseorang yang belum terbiasa menikmati kopi hitam, tidak akan mengalami gangguan di lambung dan pencernaan. Ini tidak lepas dari cara pengolahan PT. Ganesha Mandiri Bhakti yang menggunakan mesin dan teknologi modern.
Percayakan kopi untuk melengkapi aktivitas harian pada Kopi Bara. Rasakan sensasi menikmati kopi tidak hanya dari Jawa, melainkan juga Nusantara. Kami yakin, Semangat Membara berkobar di jiwa dan raga setelah menikmati Kopi Bara.